Rabu, 17 Februari 2016

5 Fakta Unik Hibernasi Mamalia

Filled under:

Hibernasi adalah proses ketidakaktifan pada makhluk hidup (true hibernator) ataupun suatu proses penurunan kecepatan metabolisme menjadi pelan, penurunan suhu tubuh menjadi lebih rendah, frekuensi pernafasan yang menjadi lebih perlahan, detak jantung yang lambat dan aliran darah yang menjadi lebih lemah, yaitu penurunan sekitar setengah *(1/2) atau lebih dari keadaan normal tubuh (semi hibernator). Perbedaannya, true hibernator seakan-akan seperti makhluk yang mati suri lalu bangun kembali ketika sudah sampai waktunya, sementara semi hibernator, melakukan salah satu syarat hibernasi dan mampu bangun dikarena suatu sebab mada masa hibernasi. Proses hibernasi bertujuan untuk menghemat energi, terutama selama musim dingin sewaktu terjadi kelangkaan makanan, dengan membakar cadangan energi dari lemak tubuh secara perlahan-lahan. Hibernasi dapat terjadi selama beberapa hari atau minggu, tergantung dari spesies, suhu sekitar dan waktu. Hibernasi umumnya ditemukan pada hewan berdarah panas. Hewan berdarah dingin mungkin akan tidur ketika cuaca sangat panas dan kering dan disebut sebagai Estivasi.

Kalau berbicara yang paling tangguh melakukan hibernasi (bahkan estivasi), maka jawabannya jatuh kepada filum Tardigrade (domain Eukaryote), yang serba paling mampu bertahan pada kondisi ekstrim 151°C (304 °F) atau −272°C (−458 °F) beberapa menit, bahkan beberapa spesies mampu bertahan pada tekanan (pressure) rendah (vakum) + radiasi matahari selama 10 hari (luar angkasa) atau tekanan (pressure) tinggi mencapai 1.200 x atmosfer , bahkan mencapai beberapa spesies hingga 6.000 x atmosfer. Sementara itu, selama lebih dari filum ini juga mampu 10 tahun hidup tanpa air (dehidrasi), bahkan bertahan dalam radiasi 5.000 Gy (gamma rays) dan 6,200 Gy (heavy ions) dimana (5-10 Gy sudah mampu membahayakan manusia). Beberapa contoh spesies dari filum ini adalah Paramacrobiotus areolatus, Ramazzottius oberhaeuseri, Milnesium tardigradum, dll. Berikut klasifikasi dari filum Tardigrade. Meskipun begitu, pahamilah ini sebagai tanda-tanda kebesaran pencipta, Allah ta'ala, karena ternyata ada sekat-sekat yang menentukan apakah hibernasi bisa terjadi atau tidak, yang penuh dengan kompleksitasnya, antara hidup dan mati. Berikut fakta2 unik yang kurangkum selama hampir 6 jam, pekerjaan yang menguras tenaga juga, semoga bermanfaat bagi kita semuanya.


1. Sedangkan, untuk Mamalia, maka juaranya hibernasi yaitu dalam suhu rendah adalah "Urocitellus parryii" (read: Arctic Ground Squirrel) dimana mampu menurunkan temperatur tubuhnya dari 37°C (99°F) hingga mencapai −3°C (27°F) dengan detak jantung lebih kurang dari 5 bpm (beat per minute) bahkan −6°C tanpa tubuhnya membeku dari September - April. Mereka mampu bertahan dalam kondisi ini selama 6-8 bulan lamanya di wilayah Alaska, Siberia, Yukon, dan sekitar wilayah Canada yang pada saat itu temperatur sekitar −51.1°C (−60°F )


2. Sementara itu, rekor sebelumnya dipegang oleh "Marmota monax" (read: Groundhog) dan Marmota marmota (read: Alpine Marmot), hanya selisih 0.1°C antara keduanya. Saat memasuki masa Hypothermia (fase tidur), maka detak jantung akan turun menjadi 5 bpm dari keadaan normal 180-200 bpm, bernafas 1-3 x/menit, suhu tubuh yang hampir mendekati titik beku, yaitu 0.1°C, dan pada masa Euthermia (fase pemulihan), mamalia ini akan mengeluarkan 85-95% energi dalam rentang waktu 24-50 jam, berdasarkan statistik, sekitar 6 dari 15 (40 %) dari mamalia ini akan mati saat proses pemulihan.


3. Hanya ada 4 spesies dari famili Ursidae (read: Bear) yang melakukan hibernasi yaitu "Ursus americanus" (read: American Black Bear), "Ursus thibetanus" (read: Asiatic Black Bear), "Ursus arctos" (read: Brown Bear) dan "Ursus maritimus" (read: Polar Bear). Mamalia yang penuh kontroversi dalam masalah hibernasi, kenapa? karena banyak yang mendebatkan apakah mereka benar melakukan hibernasi atau tidak? ada yang mengatakan Torpor (tidur panjang sementara), dimana proses Dormansi (keadaan berhentinya perkembangan tubuh) yang terjadi. Kalau hanya menjadikan syarat hibernasi berhubungan dengan penurunan suhu tubuh, maka penurunan tersebut tidak terlalu signifikan; hanya berkisar 5,5°C menjadi 31°C, namun dalam proses metabolisme, dikabarkan Ursus (beruang) tidak buang air selama lebih dari 5-7,5 bulan, serta penurunan 75% konsumsi oksigen dan penurunan detak jantung dari normal rata-rata 55 bpm sebelum hibernasi menjadi 14 bpm, bahkan detak jantungnya mampu berhenti selama 20 detik. Selain itu, Beruang melakukan hibernasi bukan karena dingin tapi karena kekurangan makanan sebab ketebalan kulitnya ±10 cm melindunginya dari hawa dingin. Kesimpulannya hibernasi beruang tidak secara komplit (semi-hibernator). Mamalia terbesar yang hibernasi adalah Ursus arctos dengan berat 680 kg, tinggi 2.1 m, kuku kaki depan 12 cm dan mampu berlari dengan kecepatan 56 kph (35 mph).


4. Selain beruang, maka cerpelai termasuk mamalia yang juga kontroversial dalam hal hibernasi, berlainan dengan sangkaan banyak pihak, bahwa sebenarnya tiga spesies dari famili Mustelidae yaitu Meles meles (read: European Badger), Meles anakuma (read: Japanese Badger) dan Meles leucurus (read: Asian Badger) sama sekali tidak melakukan hibernasi. Seperti juga dalam kasus beruang, mamalia ini dapat aktif (terbangun) sewaktu-waktu diperlukan karena suatu sebab dan kondisi tertentu sehingga bisa melindungi dirinya sendiri (tidak rentan) dari pemangsa ataupun hal lainnya . Belum ada bukti otentik bahwa telah terjadi penurunan suhu tubuh, proses metabolisme, detak jantung ataupun konsumsi oksigen (frekuensi bernafas), melainkan yang dilakukannya tidak lain adalah Hibernaculum yaitu strategi melindungi diri dari suhu dingin dengan bersembunyi di tempat yang mampu menutupi atau menghangatkan tubuh mereka.


5. Bukan cuma itu, "Mephitis mephitis" (read: Striped Skunk) yang juga dari famili Mustelidae (read: Weasel) juga bukan termasuk mamalia yang melakukan hibernasi melainkan bersarang di dalam tanah (meskipun ada indikasi hibernasinya menyerupai beruang, mamalia ini torpor ±5 bulan dan bisa terbangun di tengahnya), diketahui hampir mencapai sekitar 80% mati pada saat musim dingin selesai. Begitu juga dengan genus yang lain Conepatus (read: Hog-nosed Skunks), Spilogale (read: Spotted Skunk) dan Mydaus (read: Stink Badger). Meskipun begitu, sigung memiliki keunikan tersendiri, yaitu mampu mempertahankan dirinya dari predator dengan menyemprotkan cairan yang mengandung (E)-2-butene-1-thiol, 3-methyl-1-butanethiol dan 2-quinolinemethanethiol, mamalia ini juga termasuk carrier nomor satu pembawa virus rabies. Hal sama juga menjadi miskonsepsi di tengah masyarakat, bahwa "Procyon lotor" (read: Racoon) hibernasi, melainkan yang mereka lakukan adalah torpor, dan mamalia ini termasuk berbahaya karena membawa parasit Baylisascaris (read: Raccoon roundworm) yang dapat menyebabkan kebutaan, kerusakan otak dan Nausea, sementara itu rentang hidupnya lama mencapai 21 tahun.



0 komentar:

Posting Komentar